TIPOLOGI BANGUNAN

DEFINISI TIPOLOGI
Secara harfiah, tipologi adalah ilmu yang mengurusi segala sesuatu tentang tipe, dan jika ditinjau dari berbagai disiplin ilmu serta pendapat perorangan, memiliki beberapa pengertian:
  • Dalam ensiklopedia Indonesia, hal. 1652; tipologi didefinisikan sebagai pemisah ilmiah dan penjabaran tipe, maksudnya jenis obyek dan gejala yang dimiliki suatu kawasanilmu tertentu.
  • Dalam Encyclopedia Britannica, hal. 24; disebutkan: Typology stands for system of groupings (types), which aid demonstration of investigation by establishing a limited among phenomena.
Dalam bidang arsitektur juga ada beberapa perbedaan pengertian tentang tipologi. Perbedaan tersebut pada dasarnya lebih disebabkan oleh adanya perbedaan interpretasi tentang kata “tipe”. Definisi Tipologi berikut ini dapat dibedakan atas tiga kutub utama, tergantung dari kriteria klasifikasi yang digunakan, maksud dan tujuan dari pembuat teori arsitektur serta derajat permeabilitasdari system klasifikasi itu sendiri:
  1. Definisi pertama, yang digunakan oleh teori arsitek Itali dan Perancis selama dua dasawarsa terakhir, memperlakukan tipologi sebagai sebuah totalitas kekhususan, yang menggambarkan saat produksi arsitektur yang diberikan oleh suatu masyarakat atau oleh suatu kelas social. Jadi menurut definisi ini tipologi adalah mengklasifikasikan tipe-tipe yang di ilhami secara sosial yang menyelidiki dalam hubungannya dengan morfologi kota.
  2. Definisi kedua, didasarkan pada karakteristik spasial dan formal dari tipe itu sendiri. Tipe-tipe spasial seperti kuil dengan denah berbangun lingkaran dapat ditemukan pada periode periode sejarah yang berbeda dan pada masyarakat yang beragam.
  3. Definisi ketiga, dari tipologi didasarkan pada pengklasifikasian bangunan menurut penggunaan dan berdasarkan karakteristik kelembagaannya. Kualitas-kualitas itu konsisten dalam masyarakat yang berbeda dan berlangsung terus menerus sepanjang sejarah, misalnya gereja, sekolah, pemandian, rumah sakit, dan sebagainya.


TINJAUAN FASADE BANGUNAN
Bagian bangunan dan arsitektur yang paling mudah untuk dilihat adalah bagian wajah bangunan atau yang lebih dikenal dengan sebutan façade bangunan. Bagian façade bangunan ini juga sering disebut tampak, kulit luar ataupun tampang bangunan, karena façade bangunan ini merupakan yang paling sering diberi penilaian oleh para pengamat tanpa memeriksa terlebih dahulu keseluruhan bangunan baik di keseluruhan sisi luar bangunan, maupun pada bagian dalam bangunan. Penilaian tersebut tidak hanya dilakukan oleh para arsitek tetapi juga masyarakat awam (Prijotomo 1987:3).
Komposisi suatu façade, dengan mempertimbangkan semua persyaratan fungsionalnya (jendela, pintu, sun shading, bidang atap) pada prinsipnya dilakukan dengan menciptakan kesatuan yang harmonis dengan menggunakan komposisi yang proporsional, unsur vertikal dan horisontal yang terstruktur, material, warna dan elemen-elemen dekoratif. Hal lain yang tidak kalah penting untuk mendapatkan perhatian yang lebih adalah proporsi bukaan-bukaan, tinggi bangunan, prinsip perulangan, keseimbangan komposisi yang baik, serta tema yang tercakup ke dalam variasi (Krier 1988:72).

Menurut Krier (1988:78) elemen-elemen arsitektur pendukung façade, yaitu sebagai berikut : 
1. Pintu 
Pintu memainkan peranan yang menentukan dalam menghasilkan arah dan makna yang tepat pada suatu ruang. Ukuran umum yang digunakan adalah perbandingan proporsi 1:2 atau 1:3. Ukuran pintu selalu memiliki makna yang berbeda, misalnya pintu berukuran pendek untuk masuk ke dalam ruangan yang lebih privat. Posisi sebuah pintu dapat dipengaruhi oleh fungsi, bahkan pada batasan-batasan tertentu, yang memiliki keharmonisan geometris dengan ruangan tersebut. 

2. Jendela 
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penataan jendela façade, yaitu sebagai berikut : 
  • Proporsi geometris façade; 
  • Penataan komposisi; 
  • Memperhatikan keharmonisan proporsi geometri; 
  • Karena distribusi jendela pada façade, salah satu efek tertentu dapat dipertegas atau bahkan dihilangkan; dan 
  • Jendela dapat bergabung dalam kelompok-kelompok kecil atau membagi façade dengan elemen-elemen yang hampir terpisah dan membentuk simbol tertentu. 
Tipe jendela dapat diklasifikasikan ke dalam satu atau kombinasi dari beberapa tipe dasar terutama dalam hubungannya dengan pengaturan aliran udara. Jendela dibagi ke dalam empat kategori, yaitu sebagai berikut: 
  • Tipe putar, horisontal dan vertikal; 
  • Tipe gantung, gantung samping, atas, bawah; 
  • Tipe lipat; dan 
  • Tipe sorong/geser, vertikal dan horizontal. 

3. Dinding 
Penataan dinding juga dapat diperlakukan sebagai bagian seni pahat sebuah bangunan. Bagian khusus dari suatu bangunan dapat diekspos dengan latar depan dan latar belakang dapat ditentukan 

4. Atap 
Atap merupakan mahkota bangunan yang disangga badan bangunan, yaitu dinding. 

5. Sun Shading 
Façade beradaptasi dengan cuaca karena adanya ornamen di atas tembok, yaitu teritisan atau biasa disebut sun shading. 
Menurut Lippsmeier (1980:74-90) elemen façade dari sebuah bangunan yang sekaligus merupakan komponen-komponen yang mempengaruhi façade bangunan adalah: 
  1. Atap; 
  2. Dinding; dan 
  3. Lantai. 

Komentar

Postingan Populer