PEMUDA DAN SOSIALISASI
A. Pemuda
Kita ketahui
bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan
dengan masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural
daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas
yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani
bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan
bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Pemuda adalah golongan manusia-manusia muda yang masih memerlukan
pembinaan dan pengembangan ke arah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan
mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda di Indonesia dewasa ini
sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan kesempatan pendidikan.
Keragaman tersebut pada dasarnya tidak mengakibatkan perbedaan dalam pembinaan
dan pengembangan generasi muda.
Pemuda identik sebagai sosok individu yang berusia produktif dan mempunyai
karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner, optimis, berpikiran maju,
memiliki moralitas, dsb. Dalam Pandangan Islam Pemuda adalah masa keemasan
manusia. Masa yang sangat berharga itu tidak boleh terlewatkan begitu saja.
Pemuda harus selalu melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat hingga mencapai
prestasi yang gemilang. Semua itu tentu tidak akan terwujud kecuali pemuda
dapat mengatur waktu dengan efektif.
Dilihat dari segi ideologis politis, generasi muda adalah mereka yang
berusia 18 – 30 – 40 tahun, karena merupakan calon pengganti generasi
terdahulu. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga serta ruang lingkup
tempat pemuda berada terdiri atas 3 katagori yaitu:
- Siswa, usia antara 6 – 18 tahun, masih duduk di bangku sekolah
- Mahasiswa usia antara 18 – 25 tahun beradi di perguruan tinggi dan akademi
- Pemuda di luar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi yaitu mereka yang berusia 15 – 30 tahun keatas.
Akan tetapi, apabila melihat peran
pemuda sehubungan dengan pembangunan, peran itu dibedakan menjadi dua yaitu:
- Didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan lingkungan. Pemuda dalam hal ini dapat berperan sebagai penerus tradisi dengan jalan menaati tradisi yang berlaku
- Didasarkan atas usaha menolak menyesuaikan diri dengan lingkungan. Peran pemuda jenis ini dapat dirinci dalam tiga sikap, yaitu : pertama jenis pemuda “pembangkit” mereka adalah pengurai atu pembuka kejelasan dari suatu masalah sosial. Mereka secara tidak langsung ktu mengubah masyarakat dan kebudayaan. Kedua pemuda pdelinkeun atau pemuda nakal. Mereka tidak berniat mengadakan perubahan, baik budaya maupun pada masyarakat, tetapi hanya berusaha memperoleh manfaat dari masyarakat dengan melakukan tidnakan menguntungkan bagi dirinya, sekalipun dalam kenyataannya merugikan. Ketiga, pemuda radikal. Mereka berkeinginan besar untuk mengubah masyarakat dan kebudayaan lewat cara-cara radikal, revolusioner.
Proses kehidupan yang dialami oleh para pemuda Indonesia tiap hari
baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat membawa pengaruh yang
besar pula dalam membina sikap untuk dapat hidup di masyarakat. Proses demikian
itu bisa disebut dengan istilah sosialisasi, proses sosialisasi itu berlangsung
sejak anak ada di dunia dan terus akan berproses hingga mencapai titik
kulminasi.
B. Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau
nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok
atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai
peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran
yang harus dijalankan oleh individu.
Berikut
pengertian sosialisasi menurut para ahli:
1. Charlotte
Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan
menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat
berperan dan berfungsi dengan kelompoknya.
2. Peter Berger
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta
memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk
kepribadiannya.
3. Paul B.
Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta
memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk
kepribadiannya.
4. Soerjono
Soekanto
Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga
masyarakat yang baru.
Ada beberapa
hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi,
Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.
a) Proses
sosialisasi
Istilah sosialisasi menunjuk pada semua factor dan proses yang
membuat manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang kain. Proses
sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah
laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari proses tersebut,
seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan
untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang berlaku
dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan,
melainkan melalui proses sosialisasi.
b) Media
Sosialisasi
- Orang tua dan keluarga
- Sekolah
- Masyarakat
- Teman bermain
- Media Massa.
c) Tujuan Pokok
Sosialisasi
- Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
- Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
- Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
- Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
Proses
Sosialisasi
Proses
Sosialisasi ada 4 yaitu:
- Tahapan Persiapan : Tahapan ini ilakukan sejak manusia dilahirkan, pada saat anak – anak mulai mempersiapkan dirinya untuk mengenal dunia sosialisasi dari lingkungan rumah, media dan tempat – tempat yag disinggahinya dengan cara meniru walaupun tidak sempurna.
- Tahapan Meniru : Di mana seorang anak yang mulai sempurna untuk meniru apa yang dilakukan orang dewasa. Dia mulai mengetahui namanya, nama orang tuanya, dan apa yang dilakukan oleh orang tuanya.
- Tahapan Siap Bertindak : Tahapan ini memulai seorang anak yang hanya meniru menjadi seorang diri yang dia inginkan, menyadari adanya suatu norma yang ada dirumah maupun dilingkungannya, dan mulai mendapatkan kompleks yang harus dihadapinya didalam bersosialisasi.
- Tahapan Norma Kolektif : Tahapan ini sudah dianggap dewasa karna didalam dirinya sudah tau sepenuhnya apa itu arti norma dalam kehidupanyang sebenarnya, memiliki rasa peduli yang tinggi terhadap orang yang iia kenal maupun orang yang iia tidak kenal dalam arti Masyarakat Luas.
- Bertitik tolak dari pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10 tahun dalam lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur organisasi formal atau informal untuk berperan sebagai makhluk sosial, makhluk induvidual bagi pemuda.
Internalisasi
Belajar & Spesialisasi
Internalisasi adalah perubahan dalam
masyarakat. Sedangkan Sosialisasi adalah suatu peroses yang mempelajari tentang
norma – norma masyarakat yang akan membentuk keperibadiannnya dilingkungan
masyarakat. Jadi jika tidak adanya Internalisasi dan Sosialisasi didalam
lingkungan masyarakat. Maka tidak akan ada perubahan dilingkungan itu.
Pengertian
Internalisasi
- Secara epistimologi Internalisasi berasal dari kata intern atau kata internal yang berarti bagian dalam atau di dalam. Sedangkan internalisasi berarti penghayatan (Peter and Yeni, 1991: 576).
- Internalisasi adalah penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 439).
- Internalisasi adalah pengaturan kedalam fikiran atau kepribadian, perbuatan nilai-nilai, patokan-patokan ide atau praktek-praktek dari orang-orang lain menjadi bagian dari diri sendiri (Kartono, 2000: 236).
Internalisasi adalah proses norma-norma yang mencakup norma-norma
kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi
mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota
masyarakat. Ketiga kata atau istilah internalisasi, belajar, dan spesialisasi
pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama
yaitu melalui interaksi sosial.
- Istilah internalisasi lebih ditekankan pada norma-norma individu yang menginternalisasikan norma-norma tersebut, atau proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota masyarakat. Norma tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu norma yang mengatur pribadi (mencakup norma kepercayaan dan kesusilaan) dan norma yang mengatur hubungan pribadi (mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum).
- Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu, atau perubahan sikap dari tidak tahu menjadi tahu, dimana belajar dapat berlangsung di lingkungan maupun di lembaga pendidikan.
- Istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yang telah dimiliki atau diukur oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama.
Pemuda Dan
Identitas
Identitas atau jati diri (kepribadian) adalah sikap atau sifat
yang ada dalam diri seseorang. Pada saat usia masih mudalah biasanya orang
mulai melakukan pencarian jati diri atau mengenali identitas dirinya. Siapa dia
dan bagaimana dia.
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai makhluk moral, makhluk
sosial, Artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral
kehidupan bangsa dan pengreksi, sebagai makhluk sosial artinya pemuda tidak
dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan
norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yang dianut masyarakat, sebagai
makhluk induvidual artinya tidak melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi
disertai ras tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan
terhadap tuhan yang maha esa.
Ada beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya atas tatanan
masyarakat, antara lain:
- Kemurnian idealismenya
- Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan--gagasan yang baru
- Semangat pengabdiannya
- Sepontanitas dan dinamikanya
- Inovasi dan kreativitasnya
- Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
- Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
- Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.
Dalam tahap pencarian identitas inilah terkadang masih menemukan kendala.
Apalagi dizaman yang serba bebas sekarang ini. Pergaulan merupakan faktor utama
yang mempengaruhi terbentuknya kepribadian seorang pemuda. Hal itu dapat
dibuktikan dengan melihat cara media masa, karena banayk sekali sisi positif
dan negatifnya. Yang kita takutkan sekarang adalah dari sisi negatinya, dapat
dikatakan bahwa moral pemuda zaman sekarang sudah menurun dibanding pemuda
generasi sebelumnya. Pemuda mulai kehilangan jati dirinya karena mereka
cenderung ikut-ikutan ke dalam pergaulan yang bebas saat ini.
Sangat disayangkan apabila pemuda kehilangan jati dirinya. Karena pemuda
mempunyai semangat untuk melakukan perubahan yang sangat berpengaruh dalam
meneruskan perjuangan bangsa dan agama. Ada beberapa solusi agar pemuda tidak
kehilangan jatidirinya, yaitu sangat dibutuhkan peran orang tua dalam mendidik
anak-anaknya agar bisa menjadi pemuda yang berguna. Selain itu, pendidikan
agama dan akhlak yang mulia juga harus ditanamkan kepada para pemuda agar tidak
mudah terpengaruh kedalam tindakan kemaksiatan.
Menurut pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda bahwa
generasi muda dapat dilihat dari berbagai aspek sosial, yakni:
- Sosial Psikologi
- Sosial Budaya
- Sosial Ekonomi
- Sosial Politik
Pola Dasar
Pembinaan & Pengembangan Generasi Muda
Maksud dari pola pembinaan dan pengembangan generasi muda adalah
agar semua pihak yang turut serta dan berkepentingan dalam penanganannya
benar-benar menggunakan sebagai pedoman sehingga pelaksanaanya dapat terarah,
menyeluruh dan terpadu. Serta dapat mencapai sasaran dan tujuan yang dimaksud.
Pola dasar
pembinaan dan pengembangan generasi muda disusun berlandaskan:
Landasan idiil
: Pancasila
Landasan
konstitusional : UUD 1945
Landasan
Strategis : Garis-garis besar haluan negara
Landasan
historis : Sumpah pemuda tahun 1928 dan Proklamasi kemerdekaan
Landasan
normatif : etika, tata nilai dan tradisi luhur yang hidup dalam masyarakat
(Sumber : Buku
MKDU Ilmu Sosial Dasar Oleh: Harwantiyoko, Neltje F. Katuuk Penerbit
Gunadarma).
Pokok Pembinaan
& Pengembangan Generasi Muda
Generasi merupakan generasi penerus perjuangan bangsa dan sumber
daya insani bagi pembangunan nasional, diharapkan mampu memikul tugas dan tanggung
jawab untuk kelestarian kahidupan bangsa dan negara. Untuk itu generasi muda
perlu mendapatkan perhatian khusus dan kesempatan yang seluas?luasnya untuk
dapat tumbuh dan berkembang secara wajar baik jasmani, rohani maupun sosialnya.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, terdapat generasi muda yang
menyandang permasalahan sosial seperti kenakalan remaja, penyalahgunaan obat
dan narkota, anak jalanan dan sebagainya baik yang disebabkan oleh faktor dari
dalam dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Oleh karena itu
perlu adanya upaya, program dan kegiatan yang secara terus menerus melibatkan
peran serta semua pihak baik keluarga, lembaga pendidikan, organisasi pemuda,
masyarakat dan terutama generasi muda itu sendiri. Arah kebijakan pembinaan
generasi muda dalam pembangunan nasional menggariskan bahwa pembinaan perlu
dilakukan dengan mengembangkan suasana kepemudaan yang sehat dan tanggap
terhadap pembangunan masa depan, sehingga akan meningkatkan pemuda yang berdaya
guna dan berhasil guna. Dalam hubungan itu perlu dimantapkan fungsi dan peranan
wadah?wadah kepemudaan seperti KNPI, Pramuka, Karang Taruna, Organisasi Siswa
Intra Sekolah (OSIS), Organisasi Mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi dan
organisasi fungsional pemuda lainnya. Dalam kebijakan tersebut terlihat bahwa
KARANG TARUNA secara ekslpisit merupakan wadah pembinaan dan pengembangan
generasi muda yang bertujuan untuk mewujudkan generasi muda aktif dalam
pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan bidang kesejahteraan sosial
pada khususnya. Salah satu kegiatan Karang Taruna Kelurahan Purwaharja
Kecamatan Purwaharja sedang membuat kerajinan bambu yang diolah menjadi aneka
macam alat musik seperti suling, angklung dan sebagainya.
Masalah-Masalah
Generasi Muda
Berbagai
permasalahan generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain:
- Dirasakan menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan masyarakat termasuk generasi muda.
- Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
- Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia, baik yang formal maupun non formal. Tingginya jumlah putus sekolah yang diakibatkan oleh berbagai sebab yang bukan hanya merugikan generasi muda sendiri, tetapi juga merugikan seluruh bangsa.
- Kurangnya lapangan kerja / kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran/setengah pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat kecepatan laju perkembangan pembangunan nasional serta dapat menimbulkan berbagai problem sosial lainnya.
- Kurangnya gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda, hal tersebut disebabkan oleh rendahnya daya beli dan kurangnya perhatian tentang gizi dan menu makanan seimbang di kalangan masyarakat yang berpenghasilan rendah.
- Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat daerah pedesaan.
- Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan keluarga.
- Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.
- Belum adanya peraturan perundangan yang menyangkut generasi muda.
Potensi-Potensi
Generasi Muda
Potensi-potensi
yang terdapat pada generasi muda perlu dikembangkan adalah:
- Idealisme dan daya kritis
- Dinamika dan kreatifitas
- Keberanian mengambil resiko
- Optimis dan kegairahan semangat
- Sikap kemandirian dan disiplin murni
- Terdidik
- Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan
- Patriotisme dan nasionalisme
- Sikap kesatria
- Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi
Peran pemuda
dalam masyarakat:
- Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
- Peranan pemuda yang menolak unsur menyesuaikan diri dengan lingkungannya
- Asas edukatif
- Asas persatuan dan kesatuan bangsa
- Asas swakarsa
- Asas keselarasan dan terpadu
- Asas pendayagunaan dan fungsionaliasi
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan
yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya
yakni:
- Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
- Orientasi dalam dirinya sendiri
- Orientasi ke luar hidup di lingkungan
Tujuan Pokok
Sosialisasi
- Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
- Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
- Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
- Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
Perguruan Dan
Pendidikan
Mengembangkan
potensi generasi muda
Potensi Generasi Muda dapat dikembangkan melalui bidangnya masing –
masing agar tercapai suatu keinginan yang selaras antara Generasi sebelumnya
dan Generasi Baru yang akan mencapai suatu negara yang maju dan sejahtera.
Generasi Muda
yang Progresif
Generasi muda memiliki kecenderungan untuk bersikap antusias dalam
menghadapi berbagai isu, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung
dengan kehidupan mereka sehari-hari. Selain itu, idealisme yang terkandung
dalam jiwa dan pikiran generasi muda memungkinkan generasi muda untuk memainkan
peranan penting dalam kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Karena
sifatnya ini, generasi muda menjadi kelompok yang potensial untuk mendukung
pembangunan.
Generasi Muda
yang Agamis dan Berbudaya
Generasi muda yang agamis ditandai dengan laku dan tindak dari pemuda yang
dilandasi oleh moral-moral normatif agama. Pada intinya, setiap agama
mengajarkan keselarasan guna menuju kehidupan yang lebih baik. Yang membedakan
diantara agama-agama tersebut hanyalah cara untuk menggapai keselarasan
kebahagaiaan tersebut.
Generasi Muda
yang Nasionalis
Generasi muda seringkali dihadapkan pada penyatuan sikap dan perilakunya
dalam jargon yang bernama “Nasionalisme”. Nasionalisme sebagai ideologi dapat
dilihat sebagai sebuah kesadaran nasional.
Pengertian
Pendidikan dan Perguruan Tinggi
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki ilmu di bidang keinginannya
masing-masing agar bermanfaat bagi agama, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Sedangkan perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara
pendidikan tinggi disebut Mahasiswa sedangkan tenaga pendidikan perguruan
tinggi disebut dosen. disinilah seseorang dapat mengembangkan lebih dalam lagi
ilmu-ilmu yang telah didapat dari pendidikan sebelumnya (SD,SMP,SMA), yang akan
berpeluang besar menggantikan generasi sebelumnya, dan dapat memajukan bangsa
dan negaranya.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter
sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita
yang di harapkan kemudian mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam
berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk
lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan bisa saja berawal dari
sebelum manusia lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan
musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa memberikan
pengajaran bayi mereka sebelum dilahirkan.
Alasan Untuk
Berkesempatan Mengenyam Pendidikan Tinggi
Mengapa semua individu khususnya di Indonesia wajib mengenyam pendidikan selama
12 tahun? maka jika tidak, akan terjadi akibat seperti Pengangguran Semakin
Banyak, Generasi Muda tidak ada, perampokan, pembunuhan dan lain sebagainya.
Setiap individu harus sekolah Minimal selama 12 tahun agar disaat seseorang
beranjak dewasa, seseorang itu dapat bermanfaat sebagai pemuda yang aktif
didalam lingkungan masyarakat dan akan menjadi Generasi Penerus yang akan
menjadi Pemimpin yang baik mengerti rakyat dan memajukan bangsa ini ke arah
yang lebih baik. Pendidikan tinggi tidak hanya mengajarkan ilmu secara
formalitas sesuai sistem kurikulum, namun pendidikan tinggi juga membuat
mahasiswa menjadi lebih tepat waktu, lebih bertanggung jawab, mengerti kondisi
dan situasi di dalam realita kehidupan.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar