KONSERVASI GEDUNG PT. KERTA NIAGA, KOTA TUA JAKARTA – PART 2

Tapak dan Susunan Massa Bangunan
         Susunan penempatan bangunan kerta niaga ini merupakan bangunan dengan susunan berkelompok dimana antara gedung kerta niaga 1 sampai gedung kerta niaga 3 berada dalam satu wilayah yang sama hanya saja penempatannya yang berbeda-beda, gedung kerta niaga 1 menempel bersebelahan dengan gedung kerta niaga 2, sedangkan gedung kerta niaga 2 dan 3 sejajar lurus kebelakang dengan dinding saling menempel satu sama lain dan tidak memiliki teras.

Aktivitas di Kawasan Kota Tua Jakarta
Berikut merupakan diagram aktifitas pengunjung Kawasan Kota Tua dan Zonasi Tata Letak masa bangunan.


Eksterior Bangunan

          Benjemin Handler mengatakan, bentuk adalah wujud keseluruahan dari fungsi-fungsi yang bekerja secara bersamaan, yang hasilnya merupakan susunan suatu bentuk. Bentuk merupakan ekspresi fisik yang berupa wujud dapat diukur dan berkarakter karena memeilki tekstur berupa tampak baik berupa tampak tiga dimensi maupun tampak dua dimensi.
          Fasade bangunan merupakan elemen arsitektur terpenting yang mampu menyuarakan fungsi dan makna sebuah bangunan, aspek penting dalam wajah bangunan adalah pembuatan semacam pembedaan antara elemen horizontal dan vertikal, dimana proporsi elemen tersebut harus sesuai terhadap keseluruhannya.

         Wujud pada bangunan ini adalah bentuk simetris persegi panjang dengan orientasi berhadapan langsung dengan kawasan kali besar, memiliki total jumlah 2 lantai, lantai 1 bersifat terbuka tanpa adanya sekat dengan kolom-kolom di kedua sisinya, lantai ini difungsikan sebagai ruang serbaguna sedangkan untuk lantai 2 memiliki lebih banyak sekat yang difungsikan untuk ruang-ruang kantor dengan material dinding menggunakan bata. Bagian kanan dan kiri berbatasan dengan bangunan cagar budaya yang lainnya, sehingga satu satunya view yang bisa diperoleh adalah melalui jendela di bagian fasad gedung dengan view jalan kali besar dan sungai.
         Bentuk atap nya menggunakan kombinasi atau gabungan dari atap jenis pelana dan perisai (limasan) dengan finishing genteng sebagai penutup atapnya.

Interior Bangunan


          Gaya  interior  yang  akan  digunakan  adalah  gaya  interior  art  deco  sesuai  dengan  tahun  berdirinya bangunan  tersebut,  dan  juga  berdasarkan  bentuk-bentuk  dalam  bangunan  yang  menunjang  untuk gaya tersebut.
         Pada gedung ini ruangan didalamnya bersifat terbuka tanpa adanya sekat dengan kolom-kolom di kedua sisinya , dengan memakai beton expose dengan finishing cat untuk dinding dan batu alam untuk finishing lantai. Jenis pintu kayu yang digunakan pada gedung ini semakin menambah kesan kolonial.
          Untuk entrance bangunan, antara jalan kali besar dengan pintu masuk bangunan kerta niaga ini terdapat koridor yang memanjang dari bangunan di sebelahnya. Repetisi kolom-kolom baik diluar maupun di dalam bangunan memberikan kesan yang kuat akan pengarahan pada titik pandang pada ujung jalan dan batas ruang.
         Pada lantai 1, bersifat terbuka tanpa sekat dengan kolom-kolom di kedua sisinya, lantai ini difungsikan sebagai ruang serbaguna. Ruangan terbentuk karena adanya tiang-tiang kolom yang memisahkan ketiga sisi tersebut. Cahaya matahari yang didapat kurang maksimal. Hal ini menyebabkan timbulnya kesan yang menyeramkan pada bangunan, dan ruangan ini terasa lembab dan dingin karena kurangnya cahaya matahari.
          Pada lantai 2 bentuk denah hampir serupa dengan lantai 1. Namun pada sisi kanan dan sisi kiri terdapat ruang-ruang yang terbentuk dengan sekat yang difungsikan untuk ruang-ruang kantor dengan material dinding menggunakan bata. berbeda dengan lantai 1 yang hanya dibatasi oleh tiang-tiang kolom. Untuk sisi tengah serupa dengan lantai 1, dibiarkan memanjang tanpa tiang atau dinding pembatas.  Di lantai 2 ini cahaya matahari yang didapat sangatlah cukup, karena terdapat bukan pada sisi kiri dan sisi kanan bangunan, sehingga view pada ruang sangat baik secara menyeluruh. Kondisi temperature pada ruang lantai 2 ini hangat dan berangin akibat adanya cross ventilasi.

Detail dan Dimensi Bangunan
Berikut merupakan detail dan dimensi dari gambar rancangan gedung Kerta Niaga I, Kota Tua Jakarta.


Rencana Pelestarian
 
         Saat ini sedang berlangsung rencana revitalisasi Gedung Kerta Niaga sebagai gedung serbaguna dan food court. Penanganan pelestarian gedung Kerta Niaga dalam upaya konservasi adalah dengan cara Adaptive reuse dimana penggunaan kembali bangunan tua/bersejarah dengan mengubah fungsi awal bangunan dengan menyesuaikan pada keadaan sekarang. Dengan melalui beberapa tahap yaitu; understanding, implementation, dan evaluation.
         Tahap Understanding dan Implementation dengan cara memahami terlebih dahulu sejarah bangunan, baik estetik bangunan dalam segi elemen bentuk dan material. Sehingga tidak merusak atau mengubah eksistingnya karena dalam melestarikan atau merenovasi bangunan peninggalan tidak boleh mengubah bentuk aslinya karena bangunan tersebut memilii nilai historis tersendiri. Selain itu juga harus memperhatikan konteks sekitar bangunan.

Kesimpulan

  • Gedung Kerta Niaga merupakan salah satu peninggalan sejarah yang berada dikawasan Cagar Budaya, sehingga emiliki nilai historis yang cukup tinggi. Gedung ini termasuk golongan B dengan gaya arsitektur Dutch-closed.
  • Dalam konservasi arsitektur, untuk jenis bangunan cagar budaya dapat diterapkan Adaptive reuse dimana penggunaan kembali bangunan tua/bersejarah dengan mengubah fungsi awal bangunan dengan menyesuaikan pada keadaan sekarang (untuk fungsinya). Pembaruan bangunan harus dipahami terlebih dahulu sejarang bangunannya sehingga tidak merubah bentuk bangunan.
  • Pembaruan pada gedung Kerta Niaga akan cocok apabila art deco diterapkan karena sesuai dengan masa berdirinya gedung ini yaitu pada tahun 1912 adalah era gaya art deco.


Sumber :
Iqbal, Anggi Mohammad. Analysis Site, Kerta Niaga, Kota Tua. Issuu,com
https://issuu.com/anggiqbal/docs/kerta_niaga_fix.pptx

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer