SUNGAI CISADANE, SUNGAI YANG MELINTASI BOGOR-TANGERANG


     Sungai cisadane merupakan salah satu sungai lintas provinsi yang melalui wilayah provinsi jawa barat dan banten. Sungai ini bersumber dari kaki gunung salak dan gunung pangrango yang mengalir kearah utara melalui kota bogor, ciampera, tangerang dan berakhir di muara laut jawa. Sungai cisadane mempunyai anak sungai antara lain : cisodong, cibogo, citempuan, ciaten, cisidangbarang, cipanas, dan lain sebagainya. Debit minimun sungai cisadane adalah 26,54 m3/s dan maksimum adalah 484, 43 m3/s.
Kota Tangerang memiliki 3 aliran daerah sungai (DAS) yang mengalir didalamnya yaitu DAS Cisadane, DAS Cirarab, dan DAS Angke. Dari ketiga DAS tersebut, Sungai Cisadane adalah yang terpanjang lintasannya dan memiliki lebar sungai yang paling luas. Panjang aliran DAS Cisadane di wilayah Kota Tangerang adalah 15 Km. Sementara lebarnya rata-rata 100 m dengan kedalaman 12,5 m, serta debit 70 m3/detik.
Mata air Sungai Cisadane berada di Gunung Salak-Pangrango dengan posisinya berada di sebelah selatan Kabupaten Tangerang dan merupakan sungai yang cukup besar melintasi Tangerang dan Bogor.  Panjang sungai seluruhnya sekitar 80 kilometer yang bermuara di Laut Jawa.
Letak Geografis Sungai Cisadane  yang berada di seluruh wilayah Provinsi Banten, secara geografis terletak antara 1060 5’ dan 1060 9’ Bujur Timur serta 50 00’ dan 60 80’ Lintang Selatan. Luas DAS Cisadane kurang lebih 1.343,77 km2 dengan panjang sungai 79,6 km . Wilayah Aliran Sungai Cisadane ini dibatasi oleh :
  • Bagian Utara : dibatasi oleh laut Jawa 
  • Bagian Barat : dibatasi oleh DAS Cimanceuri 
  • Bagian Timur : dibatasi oleh DAS Angke 
  • Bagian Selatan : dibatasi oleh DAS Cimandiri dan DAS Citarik 2.  (Data DSDAP Provinsi Banten).

Sejak dahulu Sungai Cisadane telah dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan pengairan. Selain untuk kegiatan pengairan, Pemerintak Kolonial Belanda sendiri telah membuat sebuah bendungan guna mengatur debit air sungai Cisadane yang akan mengalir ke Batavia. Jika tidak demikian dikhawatirkan kota Batavia terendam banjir cukup parah. Bendungan tersebut berdiri megah sampai dengan saat ini di daerah Kota Tangerang, tepatnya di perbatasan antara Kecamatan Karawaci dan Kecamatan Neglasari. Bendungan tersebut masih berfungsi baik saat ini, dan masyarakat Kota Tangerang menyebutnya dengan Bendungan Air Pintu Sepuluh atau Sangego.
Debit air Sungai Cisadane sendiri sangat bergantung curah hujan di daerah Bogor. Jika curah hujan tinggi bisa dipastikan debit air tinggi bahkan sampai akibatkan meluap. Lantaran masih adanya beberapa industri yang membuang limbahnya ke aliran sungai. Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang pernah mengeluarkan laporan bahwa sungai kebanggan masyarakat Tangerang ini telah tercemar zat limbah seperti sianida, tembaga, seng, dan sebagainya. Ironinya, air sungai digunakan sebagai bahan baku produksi PDAM Kota dan Kabupaten Tangerang yang mensuplai kebutuhan air bersih masyarakat.


PENCEMARAN SUNGAI CISADANE

Sungai Cisadane Dipenuhi Tumpukan Sampah.

TANGERANG – Berbagai jenis sampah menumpuk di Sungai Cisadane, tepatnya di bawah Jembatan UNIS, Jalan Perguruan Budhi, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. Sampah yang mengalir dari Sungai Cisadane ini berhenti di kolong jembatan karena adanya penghalau sampah yang dipasang DKP sehingga sampah-sampah tersebut menumpuk. Kabag Humas Pemerintah Kota Tangerang, Wahyudin Iskandar, mengatakan sampah-sampah tersebut berasal dari Bogor. Sampah terlihat banyak karena Kota Tangerang yang berada di hilir.

Limbah Sungai Cisadane Ganggu Produki Air PDAM.

BOGOR - Produksi air di instalansi pengolahan air (IPA) Dekeng, milik PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Jawa Barat, terganggu akibat limbah yang masuk ke Sungai Cisadane yang diduga berasal dari sejumlah industri yang ada di kawasan hulu sungai. Limbah industri ini jadi salah satu pemicu gangguan produksi di IPA Dekeng, jadi menyebabkan layanan air bersih kepada pelanggan terganggu. 
Tumpukan sampah yang terbawa banjir serta limbah industri membuat pipa transmisi air baku dari Intake Cihereng Pondok ke IPA Dekeng tersumbat. Akibat penyumbatan itu, lanjutnya, kapasitas air baku yang dikirim ke IPA Dekeng jadi berkurang. Sehingga pasokan air bersih ke `reservoir Cipaku dan Pajajaran mengalami defisit. Sehingga distribusi air bersih ke pelanggan terganggu, baik secara kualitas maupun kuantitas.


MASYARAKAT PEDULI SUNGAI CISADANE

Banksasuci Peduli Sungai Cisadane.

Sebagai salah satu sungai terpanjang di Provinsi Banten, serta sebagai Sumber kehidupan, sungai Cisadane harus dijaga kebersihannya baik dari sampah maupun dari limbah. Hal itu mendorong masyarakat tergerak hatinya ikut terjun menjaga kelestarian sungai sepanjang 126 km ini dengan Bank Sampah Sungai Cisadane (Banksasuci) yang berdiri sejak tahun 2012 silam. Banksasuci didirikan atas dasar semangat rekan-rekan Penggiat Lingkungan yang memiliki kepedulian yang sama untuk turut serta merawat kebersihan sungai Cisadane tercinta kita ini. Ke depannya semoga Banksasuci bisa menjadi wadah bagi Penggiat Lingkungan di Kota Tangerang. 
Kegiatan Rutin Banksasuci Dalam Pelestarian Sungai Cisadane diantaranya adalah Menjaring Sampah menggunakan Rakit yang dibentangkan setengahnya lebar Sungai, Sampah yang terjaring diangkat dan dipilah, hasil pilahan Sampah ada yang dicacah menggunakan mesin pencacah, ada yang dijadikan sebagai pupuk organik, juga ada yang dilakukan daur ulang. Selain menjaring sampah, Banksasuci juga mengumpulkan sampah dari masyarakat yang berada di sekitaran dekat bantaran Sungai Cisadane, yang dikumpulkan masyarakat lalu dijual ke Banksasuci dengan sistem menabung. Tabunganya bisa untuk biaya keperluan Sekolah, ataupun untuk kebutuhan rumah tangga lainnya, tujuanya mah untuk mengurangi Sampah dari Sumber dan menghilangkan kebiasaan masyarakat yang suka membuang Sampah ke Sungai. Kegiatan lainnya, Direktur Jaringan Nurani rakyat (Janur) Indonesia ini, pihaknya juga rutin melakukan pembibitan dan penanaman pohon dibantaran sungai Cisadane. Hal ini untuk mencegah pengikisan Sungai dan bisa menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) bagi Kota Tangerang. Sedangkan untuk kegiatan rutin harian, Banksasuci melakukan patroli sungai Cisadane menggunakan empat Perahu Boat, untuk melakukan monitoring pencemaran Sungai, baik oleh limbah industri maupun oleh limbah domestic.


KOTA TANGERANG MAKSIMALKAN POTENSI WISATA SUNGAI CISADANE

Sarana Arung Jeram di Sungai Cisadane.

Tak hanya memaksimalkan potensi Sungai Cisadane sebagai salah satu sumber air bersih, Pemerintah Kota Tangerang terus melakukan sejumlah pembenahan untuk mempercantik sungai ini. Bila sebelumnya di sepanjang sungai mulai dari Jalan Benteng Jaya maupun Jalan Berhias, Gerendeng telah dibangun jogging track lengkap dengan sarana bermain anak, maka kali ini di Jalan Kali Pasir terlihat lebih cantik dengan dibangunnya flying deck. Dengan adanya flying deck, penampakan bantaran sungai terbesar di Kota Tangeran ini semakin cantik dan terurus.
Sekilas, flying deck tersebut membuat pemandangan di pinggir Cisadane tidak kalah dengan sungai-sungai di luar negeri. Sebagai pembatas, pagar dibuat dari besi yang kemudian dicat warna merah sedangkan lantainya dibangun menggunakan pvc decking. Pembangunan flying deck di Jalan Kali Pasir ini sendiri merupakan proyek Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kota Tangerang. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan sarana pariwisata di Kota Tangerang. Nantinya, Dispora Tangerang berencana membangun flying deck sepanjang 142 meter. Anggaran yang disiapkan untuk pembangunan proyek ini mencapai Rp 980 juta. Jika dirinci, pengerjaan flying deck meliputi lima segmen yang akan dibangun tahun ini, sedangkan segmen III bakal dibangun pada tahun mendatang.
Selain flying desk, Dispora Tangerang juga secara bertahap membangun sejumlah taman di pinggiran Sungai Cisadane sehingga dapat menambah atraksi wisata publik yang murah meriah bagi masyarakat. Sebut saja ada Taman Potret di Cikokol, Eco Park di Bantaran Sungai Cisadane, dan Cisadane Walk. Layaknya sungai-sungai yang ada di Indonesia, Sungai Cisadane sudah menjadi satu nafas dengan perkembangan Kota Tangerang. Sungai yang semula hanya berfungsi sebagai sumber air bersih hingga pengairan bagi lahan sawah telah meluas menjadi kearifan lokal. Untuk memanfaatkan potensi Sungai Cisadane, bahkan Pemerintah Kota tengah mengkaji untuk mengembangkan transportasi umum berbasis sungai. Nantinya, waterway tidak akan dijadikan sebagai sarana transportasi saja, tetapi juga kawasan pariwisata.
Baru-baru ini, Pemkot Tangerang telah menggelar Festival Cisadane sebagai festival budaya yang rutin diadakan setiap tahunnya. Selain berfungsi untuk mempromosikan Kota Tangerang, festival tersebut juga merupakan ajang untuk mengenalkan pentas seni, budaya, olahraga serta potensi ekonomi masyarakat Kota Tangerang. Acara ini dimeriahkan dengan atraksi perahu layar, kolaborasi marching band dan gambang kromong, penampilan barongsai, silat beksi, tari nyimas melati, drama kolosal hingga parade foto hias. Festival Cisadane juga merupakan cerminan akulturasi budaya di Kota Tangerang, mulai dari budaya Betawi, Jawa, Sumatra, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Kota Tangerang memiliki beragam potensi budaya yang sangat beragam, dan hal tersebut memerlukan keterlibatan semua pihak untuk bisa mengoptimalkannya. Festival Cisadane sudah menjadi sarana promosi keragaman budaya di kota ini. Festival ini juga menjadi ajang pembibitan bagi para atlet dayung di Kota Tangerang. Festival yang identik dengan gelaran lomba perahu naga tersebut juga harus dimanfaatkan sebagai promosi bagi atlet-atlet dayung muda sekaligus memberikan pengalaman bertanding di level nasional.


KESIMPULAN
Sungai merupakan salah satu kekayaan alam yang manfaatnya tak ternilai. Jika dimanfaatkan dengan baik tanpa merusak, maka sungai dapat menjadi sarana yang dapat menaikkan pendapatan suatu daerah. Oleh karena itu, marilah kita menjaga keindahan sungai, dan hindari pencemarannya. Jika sudah tercemar, marilah kita membantu membersihkan guna mewujudkan sungai yang diidamkan semua masyarakat.


Sumber :

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer